Dalam gelaran Festival Pesona Bahari Raja Ampat yang berlangsung dari tanggal 18-22 Oktober 2019, detikcom yang diundang oleh pihak G-Tour berkunjung ke Desa Lopintol yang berjarak satu jam perjalanan laut dengan speedboat dari Waisai.
Memiliki arti tiga pintu masuk dalam bahasa setempat, Desa Lopintol juga ikut memeriahkan perhelatan Festival Pesona Bahari Raja Ampat. Saat rombongan kami berkunjung, pihak desa pun menyambut dengan Tari Salawaku dan sejumlah atraksi budaya lainnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
BACA JUGA: Ini Sungai Berwarna Biru di Raja Ampat |
Hanya yang tak kalah menarik, pihak Desa Lopintol juga menyediakan aneka panganan lokal yang khas Papua. Salah satunya yang cukup menarik adalah kuliner ulat sagu yang biasa dijumpai dari batang kayu yang telah tumbang.
Keberadaan kuliner itu pun membuat pengunjung penasaran, tak terkecuali Sam dan Emma yang berasal dari Australia. Mengetahui adanya Festival Pesona Bahari Raja Ampat, pasangan yang tengah traveling di sana itu pun meluangkan waktu untuk berkunjung.
![]() |
Tak hanya melihat budaya Desa Lopintol, Sam pun juga menjajal kuliner ulat sagu yang telah dimasak dengan cara disangrai dan ditusuk layaknya sate. Awalnya merasa aneh, tapi kesannya berubah setelah mencoba.
"Delicious (enak)," ujar Sam sambil mengunyah ulat sagu.
Sam tahu, bahwa ulat sagu berasal dari batang kayu yang telah tumbang. Hanya ketika ditanya apakah ia ingin mencoba ulat sagu versi mentah, ini jawaban Sam.
"Not sure (tidak yakin)," ujar Sam sambil tertawa.
BACA JUGA: Bye-bye Sampah Plastik dari Raja Ampat! |
![]() |
Menurut masyarakat setempat, ulat sagu lebih enak dikonsumsi secara raw atau mentah. Hanya saja bagi yang tidak terbiasa, mungkin akan merasa ngeri. Namun, faktanya ulat sagu menyimpan banyak protein.
Selain ulat sagu, tentunya tersedia juga kuliner papeda, ikan kuah kuning dan aneka olahan sagu lainnya. Cobalah jika kamu mampir ke Papua.
![]() |
(rdy/aff)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum